Archive for April, 2009

h1

patologi kesehatan

April 27, 2009

download:

http://www.geocities.com/sant_romi_88/Neoplasma.ppt

http://www.geocities.com/sant_romi_88/Tuberkulosis.ppt

h1

ilmu kependudukan

April 27, 2009

silahkan download:

http://www.geocities.com/sant_romi_88/piramida_penduduk.ppt

http://www.geocities.com/sant_romi_88/sumberdata_demografi.ppt

http://www.geocities.com/sant_romi_88/KB_dalam_fertilitas_penduduk.ppt

h1

PSIKOLOGY KESEHATAN

April 26, 2009

DOWNLOAD:

http://www.geocities.com/sant_romi_88/PRILAKU_MANUSIA.ppt

http://www.geocities.com/sant_romi_88/PRINSIP_BELAJAR.ppt


PSIKOLOGI KESEHATAN

  1. Psikologi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berkaitan dengan kesehatan. Perilaku apa saja yang anda temui berkaitan dengan masalah kesehatan di lingkungan anda dan bagaimana pendapat anda tentang perilaku tersebut.
  2. Mengapa anda perlu mempelajari Psikologi? Apa hubungannya dengan kesehatan masyarakat?
  3. Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian manusia terdiri dari aspek yaitu Id, ego dan superego yang masing-masing memiliki fungsi, prinsip dan dinamika. Jelaskan ketiga aspek tersebut dengan contoh dalam perilaku manusia
  4. Menurut John. B. Watson Tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan, dan bisa dikendalikan. Tingkah laku apa yang dapat anda terapkan dalam bidang kesehatan?
  5. Bagaimanakah pendapat Rogers tentang tingkah laku manusia? Jelaskanlah
  6. Apa yang dimaksud dengan stres? Apa yang menyebabkan seseorang menjadi stres? Dan apa upaya yang dapat dilakukan agar tidak terjadi stres pada diri anda?
  7. Jelaskanlah dengan contoh maksud kompensasi, sublimasi, dan proyeksi! Bagaimana penerapannya dalam bidang kesehatan masyarakat?


1. Psikologi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berkaitan dengan kesehatan. Perilaku apa saja yang anda temui berkaitan dengan masalah kesehatan di lingkungan anda dan bagaimana pendapat anda tentang perilaku tersebut.

a. Perilaku yang berkaitan dengan masalah kesehatan adalah kebiasaan merokok.

Pada umumnya para perokok menyadari akan bahayanya merokok bagi kesehatan dirinya dan juga dapat menganggu kesehatan orang yang disampingnya/atau perokok pasif. Tapi biasanya paru perokok tidak mementingkan kesehatan dirinya apalagi orang lain, yang diutamakannya adalah enaknya merokok, tanpa mempertimbangkan efek samping dari merokok tersebut seperti penyakit kangker, serangan jantung. Gangguan kehamilan dan impotensi.

2. Mengapa anda perlu mempelajari Psikologi? Apa hubungannya dengan kesehatan masyarakat?

Phisikolgi adalah ilmu tentang jiwa atau tingkah laku manusia, jadi bagai bagaimana kita bisa berinteraksi dengan masyarakat, apabila kita tidak memahami phikologi masyarakat tersebut, maka itulah psikologi ini sangat erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, kita dituntut untuk bisa memahami karakteristik orang atau kelompok masyarakat sebelum kita melakukan penyuluhan atau memberi informasi kesehatan kepada mereka.

3. Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian manusia terdiri dari aspek yaitu Id, ego dan superego yang masing-masing memiliki fungsi, prinsip dan dinamika. Jelaskan ketiga aspek tersebut dengan contoh dalam perilaku manusia

Id :

Bagian pribadi yang menyimpan dorongan ”Biologis” manusia paling asli yang karakter ini dibawa sejak lahir.

Ego :

Mediakor antara hasrat hewani dengan tuntutan rasional dengan realistik, menghiang ketegangan sebagai perwujudan.

Ex. Ketika kita merasa lapar, ketika itulah kita harus berusaha untuk mendapatkan makanan, untuk menghilangkan rasa lapar yang kita rasakan.

Super Ego : Posisi kepribadian, mewakili yang ideal yang berfungsi untuk menentukan masa yang salah dan mana yang benar.

Ex. Saat kita merasa lapar tersebut, kita harus mempertimbangkan halal/haram makanan tersebut atau layak atau tidaknya makanan tersebut kita makan.

4. Menurut John. B. Watson Tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan, dan bisa dikendalikan. Tingkah laku apa yang dapat anda terapkan dalam bidang kesehatan?

Tidak merokok didalam ruangan rumah sakit, tersebut tidak dilakukannya ada aturan ”Areal No Smoking” dan dia pun menyadarinya/mengendalikan bahwa peraturan tersebut tidak pantas dia longgar karena dapat membahayakan orang atau perokok pasif.

5. Bagaimanakah pendapat Rogers tentang tingkah laku manusia? Jelaskanlah

Rogers :

Ada suatu kuasa aktif yang menggerakkan mereka kearah kesempurnaan. Apabila personiliti individu ”Membuka dirinya dalam keadaan semula yang baik dan individu akan terlepas dari masalah yang dihadapinya dan akan muncul aspek yang positif.

Maksudnya :

Apabila kita menghadapi masalah, jangan terlalu memandang terlalu rumit dan menanggapi masalah yang dihadapinya terlalu besar sehingga ia berfikir tidak dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya itu.

Tapi cobalah untuk membuka diri dan berfikir jernih maka pikiran bawah sadar akan membawa kita kearah yang positif sehingga masalah yang kita hadapi tersebut. Cepat selesainya.

6. Apa yang dimaksud dengan stres? Apa yang menyebabkan seseorang menjadi stres? Dan apa upaya yang dapat dilakukan agar tidak terjadi stres pada diri anda?

Stress :

Reaksi-reaksi individu terhadap faktor-faktor baru atau yang mengancam, yang timbul dalam lingkungan dalam artian luas. Yang intinya ”Stress mengandung tekanan terhadap manusia”

Penyebab :

Perbedaan persepsi, emosi, dan faktor lain yang melekat pada diri manusia tersebut.

Terlalu memikirkan masalah yang dihadapinya, tanpa memikirkan jalan keluarnya dari masalah yang dihadapi.

Agar Terhindar :

Berfikir positiflah, dan kalau bisa jangan terlalu memikirkan masalah yang sedang dihadapi. Apabila terlalu difikirkan akan meningkatkan kimiawi dalam tubuh yang menyebabkan penyakit fisik.

Percayalah, tuhan tidak akan memberikan cobaan pada hambanya, kalau hambanya tersebut tidak sanggup menyelesaikannya atau melewati cobaan tersebut.

7. Jelaskanlah dengan contoh maksud kompensasi, sublimasi, dan proyeksi! Bagaimana penerapannya dalam bidang kesehatan masyarakat?

Kompensasi :

Seorang dokter yang telah memeriksa pasiennya, maka dokter akan memberikan obat kepada pasien yang sakit tersebut. Maka pasien juga harus memberi imbalan akan jasa dokter dan biaya obat tersebut.

Sublimasi :

Rangsangan bawah sadar kita, apabila penyakit yang kita derita dapat berkurang atau bahkan sembuh, maka kita akan memberikan sesuatu pada dokter tersebut. Yang intinya bukan kompensasi.

Proyeksi :

”Kesadaran tertinggi pikiran”

Tidak membuang sampah kekali, karena akan menyebabkan penyumbatan pada umumnya para perokok atau kalau rokok itu membahayakan kesehatan tidak hanya kesehatan dirinya saja akan tetapi juga orang yang berada didekatnya saat dia merokok.

h1

fisika kesehatan

April 26, 2009

ringkasan fisika ini terdiri dari : 1. suhu 2. biolistrik 3. instrumentasi 4. fisika atom dan radioaktif

silahkan download di :

http://www.geocities.com/sant_romi_88/fisika_kes

h1

kespro

April 21, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar belakang

Dewasa ini kesehatan reproduksi (kespro) mendapat perhatian khusus secara global sejak diangkatnya isu tersebut dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan.

Di Indonesia pun kespro mendapat perhatian khusus dari pemerintah, mengingat banyak masalah-masalah kespro terjadi di masyarakat. Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi, kurangnya pengetahuan remaja tentang kespro yang akibatnya dapat terjadi kehamilan dan aborsi serta jumlah kasus HIV yang tidak bisa dihambat.

Ada empet komponen yang di prioritaskan mengenai Kesehatan Reproduksi di Indonesia diantaranya adalah kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir, keluarga berencana (KB), KesPro remaja, PMS dan HIV AIDS.

Ruang lingkup kespro mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kespro adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kespro pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.

  1. Tujuan

a. Tujuan umum

Menberitahu kepada pembaca lebih mendalam tentang kesehatan reproduksi ( KesPro ), dan memberitahu kepada masyarakat dan pembaca tentang HIV & AIDS.

b. Tujuan Khusus

Disini penulis bertujuan untuk memberitahu kepada pembaca tentang:

    • Hak reproduksi
    • Siklus hidup reproduksi
    • Organ reproduksi perempuan
    • Oragan reproduksi laki-laki
    • Sex dan kehamilan
    • Pencegahan kehamilan
    • Penyakit menular seksual (PMS)
    • HIV AIDS

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

  1. Definisi kesehatan reproduksi

Kespro didefinisikan sebagai “keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya”.

Di Indonesia saat ini, disepakati ada empat komponen prioritas kespro, yaitu:

* Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

* Keluarga berencana

* Kespro remaja

* PMS dan HIV/AIDS

Pelayanan yang mencakup empat komponen prioritas diatas disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE). Jika PKRE ditambah dengan Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Usia Lanjut, maka pelayanan yang diberikan disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK).

  1. Hak Reproduksi

Hak reproduksi perorangan dapat diartikan bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas, sosial, suku, umur, agama dll) mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak serta untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan. Secara praktis, hak reproduksi dijabarkan sebagai berikut :

* Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.

* Perempuan dan laki-laki sebagai pasangan atau sebagai individu berhak memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kespro.

* Hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan.

* Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan serta memperoleh bayi yang sehat.

* Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur paksaan, ancaman dan kekerasan.

* Remaja laki-laki dan perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab

* Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap dan akurat mengenai PMS dan HIV/AIDS

  1. Siklus hidup reproduksi

Ruang lingkup kespro mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kespro adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kespro pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.

Dalam pendekatan siklus hidup dikenal lima tahap, yaitu :

1. Konsepsi

2. Bayi dan Anak

3. Remaja

4. Usia subur

5. Usia lanjut

Gambaran Pendekatan Siklus Hidup Kesehatan reprodiksi untuk laki-laki dan perempuan

Konsepsi

– Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan

– Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas,

serta pelayanan bayi baru lahir

Usia Tua

– Perhatian pada problem meno/andro-pause

– Perhatian pada penyakit utama degeratif, termasuk

Rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis

– Deteksi dini kanker rahim dan kanker prostat

Bayi dan Anak

– ASI eksklusif dan penyapihan yang layak

– Tumbuh kembang anak, pemberian makanan

dengan gizi seimbang

– Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit

– Pencegahan dan penanggulangan kekerasan

– Pendidikan dan kesempatan yang sama pada

Anak laki-laki dan perempuan

Usia Subur

– Kehamilan dan persalinan yang aman

– Pencegahan kecacatan dan kematian akibat

kehamilan pada ibu dan bayi

– Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan

dengan penggunaan alat kontrasepsi

– Pencegahan terhadap IMS dan HIV/AIDS

– Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas

– Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi

secara rasional

– Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

– Pencegahan dan penanganan infertilitas

Remaja

– Gizi seimbang

– Informasi tentang kespro

– Pencegahan kekerasan, termasuk seksual

– Pencegahan thd ketergantungan napza

– Perkawinan pada usia yang wajar

– Pendidikan, peningkatan ketrampilan

– Peningkatan penghargaan diri

– Peningkatan terhadap godaan dan ancaman

Melihat gambar diatas, tampaknya perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui dan mengalami menapouse, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih intensif selama hidupnya. Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada saat kehamilan, terutama sekitar persalinan diperlukan perhatian khusus terhadap perempuan.

  1. Materi kesehatan reproduksi

4.1. Organ Reproduksi perempuan

* Indung telur.

Jumlah dua buah, terletak di kiri dan kanan rahim. Berfungsi mengeluarkan sel telur sebulan sekali secara bergantian

* Fimbria (ujung rahim).

Bentuknya seperti tangan. Berfungsi menangkap sel telur yang dikeluarkan oleh indung telur

* Saluran telur.

Berfungsi mengantar telur dari indung telur menuju rahim

* Rahim,

Berfungsi sebagai tempat menyimpan janin

* Leher rahim

* Liang senggama,

Berfungsi sebagai tempat keluarnya menstruasi, tempat penis saat bersenggama dan sebagai jalan keluar bayi saat melahirkan.

4.2. Organ reproduksi laki-laki

* Scrotum (kantung penis)

* Testis, jumlahnya dua buah, berfungsi memproduksi sperma

* Saluran sperma,

Berfungsi menyalurkan sperma dari testis menuju vesica seminalis

* Vesica seminalis,

Sebagai tempat dikumpulkannya sperma yang dihasilkan oleh testis. Vesica seminalis memproduksi cairan mani yang kemudian bercampur dengan sel sperma.

* Saluran kencing

* Penis

  1. Seks dan Kehamilan

Hubungan seks dapat menyebabkan kehamilan bila perempuan berada dalam masa subur. Artinya walaupun hubungan seks hanya dilakukan satu kali, perempuan sudah bisa hamil. Apalagi bila dilakukan lebih dari satu kali. Hubungan seks sebelum menikah banyak mengandung risiko, seperti : kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan atau terkena penyakit menular seksual.

Kehamilan dapat terjadi karena pertemuan benih laki-laki dan perempuan. Pada saat hubungan seks dilakukan, alat kelamin laki-laki masuk ke dalam vagina. Bila terjadi ajakulasi (pengeluaran sperma dan cairan mani) dengan posisi alat kelamin laki-laki berada di dalam vagina memudahkan pertemuan sperma dan sel telur yang berisiko terjadinya pembuahan dan kehamilan.

Tanda-tanda kehamilan meliputi :

· Tidak datang haid

· Pusing dan muntah pada pagi hari

· Buah dada membesar

· sekitar putting susu agak gelap

· Perut ibu membesar.

Kehamilan pada masa remaja dapat menyebabkan berbagai risiko yang mengancam remaja dan bayinya, yaitu : keguguran, bayi lahir sebelum waktunya serta berat badan lahir rendah, proses kelahiran dengan penyulit yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu atau bayinya. Risiko lain bagi remaja dapat mengalami gangguan kejiwaan, risiko putus sekolah serta aborsi yang tidak aman.

  1. Pencegahan Kehamilan

Kontrasepsi merupakan suatu metode untuk mencegah terjadinya kehamilan. Macamnya antara lain :

a. Metode Kontrasepsi Alamiah

Yaitu pencegahan kehamilan tanpa menggunakan alat dan tanpa pemeriksaan medis, meliputi :

· abstinesia (tidak melakukan hubungan seks)

· Senggama terputus (pada puncak senggama zakar dikeluarkan dari vagina sehingga mani keluar di luar vagina)

· Pantang berkala (tidak senggama pada masa subur).

b. Metode Kontrasepsi Buatan

Yaitu pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat, dan harus melalui pemeriksaan medis. Metode ini terdiri dari non hormonal (kondom, spermisida dan alat kontrasepsi dalam rahim) serta hormonal (pil, suntik, susuk).

  1. Perilaku seksual berisiko dan akibatnya

Perilaku seksual berisiko adalah perilaku seks yang berisiko tertular penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Beberapa perilaku seksual beresiko yang perlu diketahui adalah :

a. Homoseksual dan biseksual

Homoseksual adalah suatu kondisi tertentu di mana seseorang dapat tertarik dengan sesama jenisnya. Hubungan antara laki-laki dan laki-laki dikenal dengan istilah gay, sedangkan jika wanita dengan wanita lainnya disebut lesbian. Mereka yang tertarik dengan sesama jenisnya dapat juga tertarik dengan lawan jenis serta dorongan seksual timbul terhadap keduanya atau disebut biseksual.

b. Hubungan seksual anal

Yaitu hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin pria ke dubur pasangannya. Perilaku ini dapat mengakibatkan luka pada anus, sehingga berisiko tertular PMS dan HIV/AIDS.

c. Hubungan seksual oral

Yaitu hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin ke mulut pasangannya. Perilaku ini berisiko tertular PMS dan HIV/AIDS.

  1. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS

a. Penyakit Menular Seksual (PMS)

PMS merupakan penyakit yang menular terutama melalui hubungan seksual. PMS ini akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Pada laki-laki, gejalanya lebih mudah dikenali/dirasakan. Sedangkan pada perempuan, sebagian besar tanpa gejala sehingga cenderung tidak mencari pengobatan dan menjadi sumber penularan PMS.

Ada 3 gejala utama dalam PMS dan jenisnya, yaitu:

§ Tubuh/cairan : gonore/kencing nanah, radang saluran kemih, klamidia dan kandidiasis genital,

§ Tukak/luka : sipilis/raja singa, herpes,

§ Gejala tumbuhan : kutil kelamin/jengger ayam.

b. HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala/syndrome akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia. Penyebabnya adalah virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel-sel pertahanan tubuh. Sehingga mengakibatkan kerusakan sistim kekebalan tubuh, sehingga penderita mudah lelah, letih dan sebagainya.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikan tempat berkembang biak virus HIV baru, kemudian merusak sehingga tidak dapat digunakan lagi.

Sebagai mana kita ketahui sel darah putih sangat diperlukan untuk kekebalan tubuh, tanpa kekebalan tubuh saat tubuh kita diserang penyakit maka tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena atau diserang kuman influenza maupun pilek biasa.

Ketika tubuh kita diserang virus HIV maka tidak lansung menyababkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyababkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.

Tanda dan Gejala Penyakit AIDS pada seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.

Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang.

Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.

Pada penderita penyakit HIV & AIDS biasanya dapat kita lihat seperti:
Gejala mayor :

* Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan

* Diare khronis lebih dari 1 bulan

* Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan

* Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.

Gejala minor:

* Batuk menetap lebih dari 1 bulan

* Gangguan kulit pada seluruh tubuh

* Herpes zoster berulang

* Herpes simpleks kronis

* Pembesaran kelenjar limpa

* Infeksi jamur pada alat kelamin wanita

* Jamur di sekitar mulut

Selain dari gejala diatas juga dapat ditemukan gejala seperti dibawah ini:

1.Saluran pernafasan.

Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.

2. Saluran Pencernaan.

Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.

3. Berat badan tubuh.

Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.

4. System Persyarafan.

Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.

5. System Integument (Jaringan kulit).

Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.

6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita.

Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)’ dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).

Cara Penularan pada penyakit HIV & AIDS adalah:

* Penyakit ini dapat tertular melalui hubungan seksual

* Melalui jarum suntik

* ibu ke bayinya ( pada saat menyusui)

* Transfusi darah.

* Terkena darah HIV positif pada kulit yang terluka.

* Melalui air mani. ( penderita tidak menggunakan kondom saat berhubungan intim )

* Oralsex

* Melalui cairan vagina saat berhubungan

* Pinjam meminjam alat Bantu sex

* Dll.

  1. Kewaspadaan yang dapat dilakukan oleh masyarakat:

Untuk menghindari tertular HIV/AIDS maka masyarakat harus menghindari hubungan seks secara bebas atau memakai kondom sewaktu melakukan hubungan seksual.

Bagi pemakai narkoba dengan jarum suntik, maka tidak memakai jarum suntik secara beramai-ramai, dan hendaknya para pemakai itu berhenti mengkomsumsi NARKOTIKA demi masadepannya.

Dalam melakukan Pencegahan Penyakit HIV & AIDS hendaknya:

* Melakukan seks yang baik dan aman.

* Tidak menjadi pengguna narkoba.

* Tidak melakukan transfusi darah tanpa skrining Test HIV

* sebelum menikah dianjurkan untuk melakukan skrining HIV dan setelah melahirkan.

* Skrining terhadap donor darah. ( Orang dengan HIV/AIDS tidak melakukan donor darah).

Pada penderita HIV positif adapun cairan yang tidak mengandung virus HIV adalah:

* Saliva ( air ludah)

* Urin ( air kencing)

* Feses ( buang air besar )

* Keringat

* Air mata.

Penanganan dan Pengobatan Penyakit AIDSKendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.

Kita semua diharapkan untuk tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas.

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari makalah di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, di Indonesia ada empat yang di prioritaskan dalam kespro diantaranya :

* kesehatan ibu dan bayi

* keluarga berencana (KB)

* kespro remaja

* PMS dan HIV AIDS

Dari empat yang diprioritaskan Indonesia , paling berbahaya adalah penyakit HIV AIDS yang sampai detik ini belum ditemukan serum untuk mengobati penyakit HIV positif, tetapi kita dapat melakukan pencegahannya dengan tidak melakukan sexbebas, tidak memakai atau menggunakan jarum suntik secara bersamaan, tidak melakukan transfusi darah tanpa skaning HIV, dan lain sebagainya.

Dan bagi penderita yang telah dinyatakan positif terkena virus HIV AIDS, hendak nya kita tidak mengucilkannya karna mereka membutuhkan dukungan dan support dari kita agar mereka dapat melanjutkan hidup sampai Allah SWT memanggil mereka.

2. Saran

1. Kespro adalah basic dari kehidupan yang akan datang, apabila masalah ini di abaikan maka rusaklah masa depan bangsa.

2. Mengenai penyakit HIV AIDS, penyakit ini belum ditemukan obatnya untuk itulah kita harus melakukan pencegahannya.

3. Sangat diharapkan sekali kepada pembaca, hendaknya tidak menjauhkan atau mengucilkan penderita yang terkena positif penyakit HIV AIDS.

NB : http://www.geocities/sant_romi_88/KESPRO_REMAJA.rtf

h1

pengantar epid

April 21, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Epidemiologi dapat di ibaratkan seperti sebuah embrio diantara ilmu-ilmu pengetahuan. Setelah Perang Dunia Kedua , Amerika Serikat mulai banyak melakukan penelitian epidemiologik yang mencakup masalah kesehatan secara besar-besaran. Dan dapat dilihat beberapa diantara penelitian-penelitian yang telah dilakukan, sangat mempengaruhi jauhnya jangkauan kesehatan masyarakat masa kini.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa untuk dapat meningkatkan derajat kesejahteraan hidup masyarakat, perlu diselenggarakan antara lain pelayanan kesehatan (health services) yang sebaik-baiknya. Dimana yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan disini adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok serta masyarakat.

Jika pelayanan kesehatan dikelola melalui suatu organisasi, ditujukan terutama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan sasarannya terutama ditujukan kepada masyarakat , maka pelayanan kesehatan yang seperti ini disebut dengan nama pelayanan Kesehatan Masyarakat (public health services).

Mengingat pentingnya epidemiologi dalam pelayanan kesehatan dan bahkan juga dalam penelitian dan pengembangan ilmu serta teknologi kesehatan, maka amat diharapkan kiranya setiap petugas kesehatan dapat mempelajari serta memahami epidemiologi tersebut. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini selain untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen, juga agar dapat dimanfaatkan, dipelajari, dan dipahami oleh pembaca dengan sebaik-baiknya, dan makalah ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

2. Tujuan

1.1 Tujuan Umum

Untuk dapat mengetahui ilmu tentang pengantar epidemiologi.

2.2 Tujuan Khusus

a. Dapat mengetahui tentang perkembangan epidemiologi.

b. Dapat mengetahui pengertian epidemiologi.

c. Dapat mengetahui penelitian epidemiologi

d. Dapat mengetahui sejarah perkembangan epidemiologi.

e. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi epidemiologi.

3. Manfaat

a. Mahasiswa dapat mengetahui, menerapkan, dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.

b. Mahasiswa dapat pengalaman yang berharga terutama dalam memperoleh pengetahuan tentang epidemiologi dan keterampilan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat, dan dapat bekerjasama dalam berbagai bidang profesi, baik sesama mahasiswa maupun instansi terkait baik lintas program, maupun lintas sektoral dalam rangka menanggulangi masalah kesehatan.

BAB II

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI

1. Defenisi Epidemiologi.

Dilihat dari berbagai defenisi epidemiologi yang telah dibuat oleh para ahli, maka dapat diketahui bahwa asal kata epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu yang mempelajari hal-hal yang terjadi pada masyarakat. (Epi = pada atau tentang, Demos = penduduk, Logos = ilmu). Dan saat ini epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada kelompok manusia srta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kita juga dapat mengetahui defenisi lama tentang epidemiologi yang mengatakan bahwa epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran atau perluasan suatu penularan penyakit didalam suatu kelompok penduduk masyarakat.

Dengan adanya masalah pada penduduk seperti : adanya penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit deganerasi, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalulintas, bencana alam, peledakan penduduk dan sebagainya. Maka Omran (ahli epidemiologi : 1974) membuat defenisi tentang epidemiologi sebagai suatu studi mengenai terjadinya dan distribusi keadaan, kesehatan, penyakit, dan perubahan pada penduduk, begitu juga “determinan”nya akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

Menurut Mac Mahon dan Pugh, epidemiologi dapat didefenisiskan sebagaicabang ilumu yang emmpelajari penyearan penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia..

Untuk mempelajari dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penyebaran penyakit dapat digunakan dengan kegiatan epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik. Untuk melakukan kegiatan epidemiologi sesuai dengan pendapat para ahli diatas, maka dapat dilihat alur jangkauan dan kegiatan epidemiologi dibawah ini :

Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan kegunaan-kegunaan kita mempelajari apidemiologi tersebut adalah :

  1. Memperoleh pengertian mengenai cara timbulnya penyakit trauma.
  2. Memperoleh pengertian mengenai riwayat alamiah penyakit.
  3. Memperoleh pengertian mengenai penyebaran penyakit pada berbagai kelompok masyarakat.

Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni :

3.1 Frekwensi masalah kesehatan.

Frekwensi yang dimaksud disini menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia.

3.1 Penyebaran masalah kesehatan.

Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini adalah menunjukkan kepada pengelompokkan masalah keehatan menurut suatu keadaan tertentu. Dimana dalam epidemiologi keadaan tertentu yang dimaksud dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri : manusia (man), tempat (place), dan menurut waktu (time).

3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi.

Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekwensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.

2. Sejarah Perkembangan Epidemiologi.

Tokoh-tokoh di bidang kedokteran dan epidemiologi telah mengkaji penyakit dan cara penyebaran epidemi dalam kelompok manusia sejak awal dilakukannya pencatatan. Penelitian kecil harus dilakukan untuk memberikan kontribusi besar yang akan tercapai kemudian. Banyak keterkaitan antara kejadian yang harus ditemukan untuk mencari penyebab suatu penyakit. Kejadian tersebut tidak selalu muncul dalam urutan yang kronologis dan jelas, atau terjadi di negara yang sama, atau bahkan pada benua yang sama. Potongan temuan atau kegiatan dapat muncul kapan saja dan dibelahan dunia mana saja. Perkembangan sejarah epidemiologi ini dapat dibedakan atas emat tahap, yaitu :

2.1 Tahap pengamatan .

Cara awal untuk mengetahui frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi). Dari hasil pengamatan tersebut Hippocrates (ahli epidemiologi pertama/460-377SM) lebih kurang 2400 tahun yang lalu berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit dengan lingkungan. Pendapt ini dituliskannya dalam bukunya yang terkenal yakni : Udara, Air, dan Tempat.

Sekalipun Hippocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya tersebut, karena memang pengetahuan untuk itu belum berkembang, tetapi dari apa yang dikemukakan oleh Bapak Ilmu Kedokteran ini di pandang telah merupakan landasan perkembangan selanjutnya dari epidemiologi. Tahap perkembangan awal epidemiologi yang seperti ini dikenal dengan nama “Tahap Penyakit dan Lingkungan”.

2.2 Tahap perhitungan.

Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan, dilakukan dengan bantuan ilmu hitung.

Ilmu hitung masuk ke epidemiologi adalah berkat jasa Jonh Graunt (1662) melakukan pencatatan dan perhitungan terhadap angka kematian yang terjadi di kota London. John Graunt tidak melanjutkan penelitiannya dalam epidemiologi, tetapi beralih kepada peristiwa-peristiwa kehidupan. John Graunt lebih dikenal dengan sebutan Bapak Statistik Kehidupan. Tahap kedua perkembangan epidemiologi yang seperti ini dikenal dengan nama “Tahap Menghitung dan Mengukur”.

2.3 Tahap pengkajian.

John graunt memang berhasil memberikan gambaran tetang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan, tetapi belum untuk faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karena ktidak puasan terhadap hasil yang diperoleh, maka dikembangkan teknik yang lain yang dikenal sebagai teknik pengkajian.

Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh William Farr (1839) yang melakukan pengkajian data. Dari pengkajian ini dibuktikan adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat, seperti : adanya hubungan status pendidikan dengan tingkat sosial ekonomi penduduk.

Cara kerja yang sama juga dilakukan secara terpisah oleh John Snow (1849) yang menemukan adanya hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk. John Snow menganalisa pada dua perusahaan air minum di London yakni Lambeth Company dan Southwark & Vauxhall Company.

Pekerjaan yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data yang telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan dari data hasil percobaan. Karena pengkajian data alamiah inilah, maka tahap perkembangan epidemiologi pada waktu itu dikenal dengan nama “Tahap Eksperimental Alamiah”.

2.4 Tahap uji coba.

Cara kerja uji coba tidak sekedar mengkaji data alamiah saja, tetapi mengkaji data yang diperoleh dari suatu uji coba yang dengan sengaja dilakukan. Uji coba ini telah lama dikenal di kalangan kedokteran, misalnya yang dilakukan oleh Lind (1774) yang melakukan pengobatan kekurangan Vitamin C dengan pemberian jeruk. Atau yang dilakukan oleh Jenner (1796) yang melakukan uji coba vaksin cacar pada manusia.

Penggunaannya dalam epidemiologi memang baru menyusul, kemudian, yakni setelah dilakukan penyempurnaan terhadap metoda yang digunakan berupa menerapkan prinsip Double Blinf Controlled Trial serta pengembangan aspek etis dari penelitian dengan objek manusia seperti misalnya yang tercantum dalam Kode Etik Kedokteran, Deklarasi Helzinki, dan Deklarasi Hak Asasi Manusia.

Saat ini uji coba banyak dilakukan di klinik (clinical trial) dan di lapangan (intervention study). Tahap ini dikenal dengan “Tahap Studi Intervensi”.

3. Macam-Macam Epidemiologi.

3.1 Epidemiologi Deskriptif.

Epidemiologi deskriptif hanya mempelajari tetang frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi frekwensi, penyebaran atau munculnya masalah kesehatan tersebut.

Epidemiologi deskriptif ini menjawab pertanyaan siapa (who) dimana (where) dan apabila (when) dari timbulnya suatu masalah kesehatan, tetapi tidak menjawab pertanyaan kenapa (why) timbulnya masalah tersebut.

3.2 Epidemiologi Analitik.

Disebut epidemologi analitik apabila telah mencakup pencariaan jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan. Disini diupayakan tersedianya jawaban terhadap faktor- faktor penyebab yang dimaksud (why) untuk kemudian dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan.

4. Manfaat epidemiologi

4.1 Membantu pekerjaan administrasi kesehatanDalam bidang administrasi kesehatan dapat membantu pekejaan dalam menyusun perencanaan (planning), untuk melakukan pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluation) dalan suatu upaya kesehatan.

4.2 Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan

Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkahpenanggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan dan ataupun yang bersifat pengobatan.

4.3 Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit (natural hystory of disease).

Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Dalam menerangkan perkambangan alamiah suatu penyakit dapat melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit, terutama penyebaran penyakit menurut kurun waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit,dapat diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.

4.4 Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan.

Keadaan yang dimaksud disini merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduan yang seperti ini menghasilkan empat keadaan masalah kesehatan, antara lain :

  1. Epidemi.

Epidemi adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekwensi yang meningkat.

  1. Pandemi.

Pandemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) frekwensi dalam waktu singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.

  1. Endemi.

Endemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit)frekwensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.

  1. Sporadik.

Sporadik adalah suatu keadaan dimana suatu masalah (penyakit) yang ada disuatu wilayah tetentu frekwensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.

5. Konsep dasar timbulnya penyakit.

a. Pengertian Penyakit.

Ada banyak pengertian tentang penyakit antara lain :

1. Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh (Gold Medical Dictionary).

2. Penyakit adalah suatu keadaan pada mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya (Van dale’s Groot Woordenboek der Nederlandse Tall).

3. Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh (Arrest Hof te Amsterdam).

Dari batasan yang seperti ini dapat disimpulkan bahwa penyakit tidak lain adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak nrmal.

Dengan pengertian seperti ini, maka pengertian penyakit tidak sama dengan rasa sakit. Penyakit adalah keadaan yang bersifat objektif, sedangkan rasa sakit adalah keadaan yang bersifat subjektif. Seseorang yang menderita penyakit belum tentu merasakan sakit, sebaliknya tidak jarang ditemukan seseorang yangselalu mengeluh sakit tetapi tidak ditemukan penyakit apapun pada dirinya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit.

Pada tahun 1950, Gordon dan Le Richt menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yakni, Pejamu (Host), Bibit penyakit (Agent). Lingkungan (Environtment), yang sering disebut dengan ”Segitiga Epidemiologi”.

Pejamu (Host)

Lingkungan (Environtmen)

Bibit Penyakit (Agent)

1. Pejamu (Host).

Pejamu adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut antara lian :

Faktor keturunan.

Mekanisme pertahanan tubuh.

Umur

Jenis kelamin

Ras

Status perkawinan

Pekerjaan

Kebiasaan hidup.

2. Bibit Penyakit (Agent).

Bibit penyakit adalah suatu substansi atau element tertentu yang kehadiran atau ketidak hadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Subsansi dan element yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dikelompokkan kedalam lima macam yaitu :

a. Golongan Nutrien.

Golongan nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melangsungkan fungsi kehidupan, seperti : karbohidrat, putih telur, lemak, vitamin, mineral dan air. Jika seseorang mengalami kekurangan dan atau kelebihan zat gizi ini, akan timbul penyakit tertentu.

b. Golongan Kimia.

Adalah berbagai zat kimia yang ditemukan di alam (Exogenous Chemical Substance) dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh (Endogeneous Chemical Substance).

c. Golongan Fisik.

Golongan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara yang terlalu bising, kelembaban udara, tekanan udara, radiasi atau trauma mekanis. Pada umumnya dapat menimbulkan penyakit pada umumnya jika berada dalam keadaan luar biasa, baik dari sudut jumlah (kuantitas) atupun dari sudut mutu (kualitas).

d. Golongan Mekanik.

Golongan mekanik sering digolongkan pula kedalam golongan fisik. Jika ingin dibedakan ialah karena pada golongan mekanik unsur campurtangan manusia lebih banyak ditemukan, seperti misalnya kecelakaan di jalan raya, pukulan dan lain sebagainya.

e. Golongan Biologik.

Penyebab penyakit yang termasuk golongan biologik dapat berupa jasat renik (mikro organisme) dan atau yang bukan jasat renik baik yang berasal dari hewan (flora) dan atupun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (fauna). Contohnya ialah metazoa (artropoda dan helmintes), protozoa, bakteria, riketsia, virus dan jamur.

Dari golongan diatas dapat digolongkan menjadi golongan a-biotis (gol 1 – gol 4), dan golongan biotis (gol 5). Penyebab penyakit yang tergolong dalam kelompok biotis, maka penyakit yang ditimbulkannya disebut dengan nama penyakit infeksi (Infectious Diseases).

Penyakit infeksi ini ada yang bersifat menular (Communicable diseases) dan ada pula yang bersifat tidak menular (Non Communicable Diseases). Berat ringannya penyakit infeksi yang dialami amat ditentukan oleh sifat bibit penyakit yang menyerang. Sifat tersebut dapat dibedakan atas empat macam yakni :

    1. Patogenisiti.

Adalah kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu untukmenimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul penyakit (Diseases Stimulus)

    1. Virulensi.

Adalah ukuran keganasan atau derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit penyakit.

    1. Antigenesiti.

Adalah kemampuan bibit penyakit merangsang timbulnya mekanisme pertahanan tubuh 9antigen) pada diri pejamu.

    1. Infektiviti.

Adalah kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi dan menyesuaikan diri, bertempat tinggal dan berkembang biak dalam diri pejamu.

3. Lingkungan (Environment).

Lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi.

Lingkungan dibedakan atas dua macam :

    1. Lingkungan fisik.

Adalah lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar manusia, seperti : cuaca, musim, keadaan geografis, dan struktur geologis.

    1. Lingkungan non-fisik.

Adalah lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, seperti ; sosial budaya, norma, nilai, dan adat istiadat.

Salah satu peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam, salah satunya ialah sebagai reservoir bibit penyakit (Environmental Reservoir). Reservoir adalah tempat hidup yang dipandang paling sesuai bagi bibit penyakit. Ada tiga macam reservoir bibit penyakit lainnya, yakni :

a. Human Reservoir.

Merupakan bibit penyakit yang hidup dalam tubuh manusia.

b. Animal Reservoir.

Merupakan bibit penyakit yang hidup dalam tubuh binatang, yang karena satu dan lain hal dapat menyerang manusia.

c. Anthropode Reservoir.

Merupakan bibit penyakit yang hidup dalam tubuh binatang antropoda.

Hubungan pejamu, bibit penyakit, dan lingkungan.

Hubungan antara ketiga faktor ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

Pejamu

lingkungan

Bibit penyakit

Sehat

Pejamu

 

lingkungan

 

Bibit penyakit

 

Menderita penyakit karena daya tahan pejamu berkurang

Pejamu

lingkungan

 

Bibit penyakit

 

Menderita penyakit karena kemampuan bibit penyakit meningkat.

Pejamu

 

lingkungan

 

 

Bibit penyakit

 

Menderita penyakit karena lingkungan berubah

c. Perjalanan penyakit.

Dilihat dari proses yang terjadi pada orang sehat, menderita penyakit dan terhentinya penyakit tersebut yang dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit (Natural History of Disease),terutama untuk penyakit infeksi, segera terlihat bahwa proses yang ditemukan secara umum dapat dibedakan atas lima tahap, antara lain :

  1. Tahap pre-patogenesis.

Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dan penyakit. Tetapi interaksi ini masih ada didalam tubuh, dalam arti bibir penyakit belum masuk dalam tubuh penjamu. Pada keadaan seperti ini penyakit belum ditemukan karena daya tabuh penjamu masih kuat. Dengan perkataan lain seseorang masih berada dalam keadaan sehat.

  1. Tahap inkubasi.

Disebut apabila bibit penyakit telah masuk dalam tubuh penjamu, tetapi gejala penyakit belum tampak. Masa ingkubasi suatu penyakit berbeda bera, ada yang beberapa jam dan adapula yang bertahun-tahun.

  1. Tahap penyakit dini.

Tahap ini dihitung mulai dari munculnya gejala penyakit. Pada tahap ini penjamu telah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan bagi yang berobat tidak melakukaan pengobatan hanya dengan berobat jalan.

  1. Tahap penyakit lanjut.

Penyakit makin bertambah hebat, berarti penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita tidak dapat lagi melakukan pekerjaan, dan jika datang berobat. umumnya telah memerlukan perawatan.

  1. Tahap akhir penyakit.

Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir, berakhiran berjalannya penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan yakni:

  1. sembuh sempurna

penyakit berakhir karna penjamu tumbuh dengan sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.

  1. sembuh dengan cacat

penyakit yang di derita berakhir dengan penderita menjadi sembuh. Kesembuhan tersebut tidak sempuna karna ditemukan cacat pada penjamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat disini tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental, cacat sosial.

  1. karier

pada karier perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri penjamu masih ditemukan bibit penyakit yang dapat mengakibatkan data tahan tubuh berkurang. Sehingga penyakit tumbuh kembali. Keadaan karier tidak hanya membahayakan penjamu tetapi juga membahayakan masyarakat sekitar karena dapat menjadi sumber penularan penyakit.

  1. Kronis

Disini perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah ( tidak bertambah berat dan tidak pula bertambah ringan). Dan pada dasarnya penjamu tetap berada dalam keadaaan sakit.

  1. meninggal dunia

terhentinya perjalanan penyakit bukan karena sembuh tetapi karena penjamu meninggal dunia.

d. Klasifikasi penyakit.

h1

pencemaran udara dan lingkungan

April 21, 2009

PENCEMARAN UDARA

DAN

LINGKUNGAN

1. LATAR BELAKANG

Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara. pengertian, pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta teknologi terbaru untuk menguranginya. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan akan transportasi, dilain sisi lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, efek negatif pencemaran udara kepada kehidupan manusia kian hari kian bertambah. Untuk itulah tulisan singkat ini dipersembahkan sebagai bahan awal untuk melangkah menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution).

Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.

2. Zat-zat Pencemar Udara

Emisi Karbon Monoksida (CO)

Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai . Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini [5]. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.

Nitrogen Oksida (NOx)

Sampai tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun) [4]. NOx terbentuk atas tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2), NOx = f (T, t, O2). Secara teoritis ada 3 teori yang mengemukakan terbentuknya NOx, yaitu:

a. Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism)

Proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar (>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx = NO + NO2).

b. Prompt NOx

Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.

c. Fuel NOx

NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar.

Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Selain itu zat oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dengan sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon rendah atau smog kabut berawan coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.

SOx (Sulfur Oxide : SO2, SO3)

Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses pembakaran sulfur dioxide dan sulfur trioxide terbentuk dari reaksi:

S + O2 = SO2

SO2 + 1/2 O2 = SO3

Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar 1-5%. Gas yang berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun jika bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan WHO PBB menyatakan bahwa pada tahun 1987 jumlah sulfur dioksida di udara telah mencapai ambang batas yg ditetapkan oleh WHO.

Emisi HydroCarbon (HC)

Pada mesin, emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam sumber. Tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna, tidak terbakarnya minyak pelumas silinder adalah salah satu penyebab munculnya emisi HC. Emisi HC pada bahan bakar HFO yang biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan bakar Diesel Oil (DO). Emisi HC ini berbentuk gas methan (CH4). Jenis emisi ini dapat menyebabkan leukemia dan kanker.

Partikulat Matter (PM)

Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen. Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang mengendap dalam partikel debu. Pada proses pembakaran debu terbentuk dari pemecahan unsur hidrokarbon dan proses oksidasi setelahnya. Dalam debu tersebut terkandung debu sendiri dan beberapa kandungan metal oksida. Dalam proses ekspansi selanjutnya di atmosfir, kandungan metal dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Diketahui juga bahwa di beberapa kota besar di dunia perubahan menjadi partikel sulfat di atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh molekul sulfur.

3. Efek Negatif Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh

Tabel 1 menjelaskan tentang pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk hidup. Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat matter adalah beberapa parameter polusi udara yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar. Dari pantauan lain diketahui bahwa dari beberapa kota yang diketahui masuk dalam kategori tidak sehat berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) adalah Jakarta (26 titik), Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik), Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14 titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori sangat tidak sehat berdasarkan pantauan lapangan [1].

Tabel 1. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

Kategori

Rentang

Karbon monoksida (CO)

Nitrogen (NO2)

Ozon (O3)

Sulfur dioksida (SO2)

Partikulat

Baik

0-50

Tidak ada efek

Sedikit berbau

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan SO2 (Selama 4 Jam)

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan O3 (Selama 4 Jam)

Tidak ada efek

Sedang

51 – 100

Perubahan kimia darah tapi tidak terdeteksi

Berbau

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan

Terjadi penurunan pada jarak pandang

Tidak Sehat

101 – 199

Peningkatan pada kardiovaskular pada perokok yang sakit jantung

Bau dan kehilangan warna. Peningkatan reaktivitas pembuluh tenggorokan pada penderita asma

Penurunan kemampuan pada atlit yang berlatih keras

Bau, Meningkatnya kerusakan tanaman

Jarak pandang turun dan terjadi pengotoran debu di mana-mana

Sangat Tidak Sehat

200-299

Meningkatnya kardiovaskular pada orang bukan perokok yang berpenyakit Jantung, dan akan tampak beberapa kelemahan yang terlihat secara nyata

Meningkatnya sensitivitas pasien yang berpenyakit asma dan bronchitis

Olah raga ringan mengakibatkan pengaruh parnafasan pada pasien yang berpenyaklt paru-paru kronis

Meningkatnya sensitivitas pada pasien berpenyakit asma dan bronchitis

Meningkatnya sensitivitas pada pasien berpenyakit asma dan bronchitis

Berbahaya

300 – lebih

Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar

Sumber: Bapedal [1]

Tabel 2. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang

Sumber: Bapedal [2]

Pencemar

Sumber

Keterangan

Karbon monoksida (CO)

Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri

Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9 ppm)

Sulfur dioksida (S02)

Panas dan fasilitas pembangkit listrik

Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03 ppm)

Partikulat Matter

Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri

Standar kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun; 150 ug/m3

Nitrogen dioksida (N02)

Buangan kendaraan bermotor; panas dan fasilitas

Standar kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm) selama 1 jam

Ozon (03)

Terbentuk di atmosfir

Standar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm) selama 1 jam

Tabel 2 memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun) [3]. Hal ini menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan tentang pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi baru pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia.

4. Tentang Teknologi Penanggulangan Emisi dari Kendaraan

Secara sekilas teknologi penanggulangan emisi dari mesin dapat dikategorikan menjadi dua bagian besar yaitu Pengurangan emisi metoda primer dan Pengurangan emisi metoda sekunder [6]. Untuk pengurangan emisi metoda primer adalah sebagai berikut:

Berdasarkan bahan bakar :

· Penggunaan bahan bakar yang rendah Nitrogen dan Sulfur termasuk penggunaan non fossil fuel

· Penggalangan penggunaan Non Petroleum Liquid Fuels

· Penggunaan angka cetan yang tinggi bagi motor diesel dan angka oktan bagi motor bensin

· Penggunaan bahan bakar Gas

· Penerapan teknologi emulsifikasi (pencampuran bahan bakar dengan air atau lainnya)

Berdasarkan Perlakuan Udara :

· Penggunaan teknologi Exhaust Gas Recirculation (EGR)

· Pengaturan temperature udara yang masuk pada motor

· Humidifikasi

Berdasarkan Proses Pembakaran :

· Modifikasi pada pompa bahan bakar dan sistem injeksi bahan bakar

· Pengaturan waktu injeksi bahan bakar

· Pengaturan ukuran droplet dari bahan bakar yang diinjeksikan

· Injeksi langsung air ke dalam ruang pembakaran

Sementara itu pengurangan emisi metoda sekunder adalah :

· Penggunaan Selective Catalytic Reduction (SCR)

· Penerapan teknologi Sea Water Scrubber untuk aplikasi di kapal

· Penggunaan katalis magnet yang dipasang pada pipa bahan bakar

· Penggunaan katalis pada pipa gas buang kendaraan bermotor

5. Akhir

Melihat kenyataan seperti dituliskan diatas, polusi udara merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang serius di Indonesia saat ini, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan peningkatan ekonomi transportasi. Uji kelayakan emisi yang sejak beberapa tahun terakhir didengung-dengungkan oleh pemerintah dan LSM ternyata juga tidak berjalan dengan yang diharapkan. Jumlah kendaraan bermotor di jalan raya kian hari semakin meningkat. Di wilayah DKI Jakarta pertambahan kendaraan tercatat 8.74% per tahun sementara prasarana jalan meningkat 6.28% per tahun [3], menambah semakin terpuruknya kondisi lingkungan udara kita. Penulis berharap semoga dengan kenaikan harga pokok bahan bakar minyak bagi kendaraan yang ditetapkan pemerintah dapat menjadi salah satu momentum bagi kita semua untuk melangkah berpikir tentang lingkungan udara yang sehat. Kesadaran masyarakat akan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan didukung dengan penyediaan angkutan massal yang baik dan nyaman oleh pemerintah akan menciptakan lingkungan udara yang sehat bagi manusia Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002, Presentasi Data ISPU – Januari 2002 hingga Desembar 2002.
  2. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002, Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang.
  3. Kementerian Lingkungan Hidup, 2002, Status Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
  4. Nishida Osami, 2001, Actual State and Prevention of Marine Air Pollution from Ships, Review of Kobe University of Mercantile Marine No. 49, Kobe-Japan.
  5. Tempo Interaktif, 2005, Metromini Penyebab Pencemaran Udara Terbesar di Jakarta, Januari 2005.
  6. http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2005/01/18/brk,20050118-10,id.html
  7. Wright.A.A, 2000, Exhaust Emissions from Combustion Machinery, IMARE-London.

h1

komunikasi terapeutik

April 21, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi berdasarkan banyaknya persepsi yang menganggap komunikasi itu mudah, padahal kesalahan dalam melakukan komunikasi dapat berakibat fatal bagi diri sendiri dan orang lain. Banyak peristiwa besar yang terjadi di dunia ini dikarenakan kesalahpahaman antara yang disampaikan dan yang menerima.

Dalam keseharian manusia selalu melakukan komunikasi, karena komunikasi sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat tetapi tidak sedikit diantara kita yang melakukan kesalahan dalam berkomunikasi. Secara ringkas kita mengetahui beberapa unsur komunikasi yaitu sumber, pengirim pesan, media, penerima pesan dan efek.

Dalam perkembangannya, komunikasi yang akan dibahas dalam presentasi ini adalah komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Untuk lebih jelasnya tentang sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi itu akan kita bahas dalam makalah ini.

2. Tujuan

2.1. Tujuan Umum

Memberitahu kepada pembaca bentuk dari kominukasi agar tidak terjadi kesalah fahaman dari hasil komunikasi.

2.2. Tujuan khusus

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui sejarah dan perkembangan ilmu komunikasi dan apa itu komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal, serta bentuk-bentuknya. Serta memberitahu kepada pembaca tentang hal –hal yang memperngaruhi komunikasi intrapersonal dan interpersonal.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi

Sebenarnya sangat sulit untuk menentukan kapan dan bagaimana komunikasi pertama kali muncul. Kami mencoba untuk memaparkan sejarah dan perkembangan ilmu komunikasi.

1.1 Development of Speech and Journalism (1900 – 1930-an)

Komunikasi pada awal abad 20 adalah pidato atau dikenal juga istilah Public Speaking. Meskipun jurnalisme (cetak) sudah dikenal lama, namun sebagai sebuah studi formal praktek jurnalisme baru dipelajari pada awal tahun 1900. Jurnalisme semakin berkembang pesat dengan ditemukannya radio pada tahun 1920 dan televisi pada awal 1940.

1.2 Interdisciplinary Growth (1940- 1950-an)

Ruang lingkup ilmu komunikasi menjadi semakin luas secara substansial. Beberapa ilmuwan dari beberapa disiplin ilmu yang lain seperti antropologi, politik, sosiologi, dan psikologi mulai memperluas batasan ilmunya dan mulai mengembangkan teori-teori komunikasi.

Pada periode ini dikenal beberapa model komunikasi seperti model komunikasi Harold Lasswell, model matematika dari Shannon-Weafer, dan model komunikasi dari Osgood-Schramm.

1.3 Growth and Specialization (1970-an dan awal tahun 1980)

Pada periode ini minat terhadap ilmu komunikasi semakin luas dan komunikasi sendiri mulai memilik banyak difersifikasi. Ilmu komunikasi menjadi populer dan memiliki bidang kajian yang semakin spesifik seperti misalnya komunikasi inter personal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi politik, komunikasi intra personal, dan sebagainya.

1.4 The Information Age (Awal 1980 dan 1990-an)

Pada periode ini komunikasi dan teknologi informasi memainkan peran yang semakin penting dalam masyarakat. Pengaruh yang ditimbulkan oleh media baru serta layanan informasi dan komunikasi tersebut begitu besar meliputi aspek personal maupun profesional dari seorang manusia.

Informasi menjadi komoditi atau barang ekonomi yang diperdagangkan. Berbagai media baru dalam bentuk konvergensi mulai bermunculan dan semakin meningkatkan kualitas akses informasi oleh masyarakat.

2. Pengertian komunikasi

Pengertian komunikasi menurut Jane Pauley (1999) membandingkan tiga komponen yang harus ada dalam sebuah peristiwa komunikasi. Jadi kalau satu komponen kurang maka komunikasi tidak akan terjadi. Dia berkata komunikasi merupakan :

1. Transmisi informasi.

2. Transmisi pengertian.

3. Mengambil bagian dari kebersamaan.

Walstrom (1992) dari berbagai sumber menampilkan beberapa definisi komunikasi :

1. Komunikasi merupakan pertukaran pesan-pesan secara tertulis dan lisan melalui percakapan atau bahkan melalui penggambaran yang imajiner.

2. Komunikasi merupakan pembagian informasi atau pemberian hiburan melalui kata-kata secara lisan atau tertulis dengan metode lainnya.

3. Komunikasi merupakan pengalihan informasi dari seorang kepada orang lain.

4. Komunikasi adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui suatu saluran tertentu pada orang lain dengan efek tertentu.

5. Komunikasi adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh atau gaya atau tampilan pribadi atau hal lain di sekelilingnya yang memperjelas makna.

3. Bentuk-bentuk komunikasi

Penyampaian pesan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sehingga didalam komunikasi terdapat bentuk-bentuk komunikasi yang memiliki karakteristik masing-masing, yaitu :

3.1 Komunikasi intra personal.

Komunikasi intra personal adalah komunikasi yang terjadi dalam setiap individu atau komunikasi dengan diri sendiri. Karakteristik komunikasi intra personal adalah:

1. Berfokus pengolahan informasi yang didapat seseorang dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.

2. Terjadi ketika seorang individu sedang dalam keadaan ragu, bingung.

3. Melibatkan alat indera, karena didalam komunikasi intra personal akan terjadi proses penyimpanan informasi dan pemberian makna terhadap apa yang terjadi dalam diri seseorang.

4. Dapat memberikan perubahan didalam diri seseorang baik yang bersifat positif maupun negatif.

3.2 Komunikasi inter personal

Komunikasi inter personal adalah komunikasi yang terjadi antara individu dengan individu yang lain. Karakteristik komunikasi inter personal adalah:

1. Komunikasi inter personal merupakan komunikasi yang paling efektif dalam hal upaya merubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang.

2. Komunikasi yang terjadi bersifat diaglogis, yaitu berupa percakapan antara komunikator dengan komunikan, bahkan dapat terjadi tanya jawab.

3. Arus balik didalam komunikasi inter personal terjadi secara langsung, karena komunikator dapat mengetahui, tanggap/respon dari komunikan ketika komunikasi terjadi.

4. Pesan yang disampaikan kepada komunikan berupa masukan/nasehat yang dapat mangarahkan bahkan ke suatu tujuan yang diinginkan.

5. Komunikator dapat mengetahui hasil dari komunikasi yang dilakukan.

6. Antara komunikator dengan komunikan terjadi hubungan yang erat/saling mengenal.

4. Tujuan komunikasi (intra personal, interpersonal)

Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga        bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa non verbal secara baik.

5. Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal, dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan komunikasi in adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003 : 48).

Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional. Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan masalahnya (Arwani, 2003 50).

6. Manfaat Komunikasi Terapeutik

Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50).

7. Tujuan Komunikasi Terapeutik.

Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.

8. Jenis Komunikasi Terapeutik

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993) dalam Purba (2003), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.

Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.

a. Komunikasi Verbal

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.

Komunikasi Verbal yang efektif harus:

· Jelas dan ringkas

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung

· Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami)

Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan

· Arti denotatif dan konotatif

Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata

· Waktu dan Relevansi

Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan.

· Humor

Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.

b. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain.

Keuntungan Komunikasi tertulis adalah:

1. Adanya dokumen tertulis

2. Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman

3. Dapat meyampaikan ide

4. Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan

5. menyebarkan informasi kepada khalayak ramai

6. Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan.

7. Membentuk dasar kontrak atau perjanjian

8. Untuk penelitian dan bukti di pengadilan

Kerugian Komunikasi tertulis adalah:

1. Memakan waktu lama untuk membuatnya

2. Memakan biaya yang mahal

3. Komunikasi tertulis cenderung lebih formal

4. Dapat menimbulkan masalah karena salah penafsiran

5. Susah untuk mendapatkan umpan balik segera

6. Bentuk dan isi surat tidak dapat di ubah bila telah dikirimkan

7. Bila penulisan kurang baik maka akan membingungkan Si pembaca.

c. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal.

9. Faktor – faktor penghambat komunikasi

Faktor-faktor yang menghambat komunikasi intra personal dan interpersonal adalah :

1) Perkembangan.

2) Persepsi.

3) Nilai.

4) Latar belakang sosial budaya.

5) Emosi.

6) Jenis Kelamin.

7) Pengetahuan.

8) Peran dan hubungan.

9) Lingkungan.

10) Jarak.

11) CitraDiri.

12) Kondisi Fisik.

BAB III

PEMECAHAN MASALAH

Komunikasi efektif menurut Stewart. L Tubbs dan Sylvia Moss (1974) paling tidak menimbulkan 5 hal, yaitu :

1. Pengertian

Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang dimaksud oleh komunikator. Sering terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi dikarenakan kesalahan dalam mengartikan pesan oleh orang yang diajak bicara.

2. Kesenangan

Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Ketika kita mengucapkan “Selamat Pagi”, “Apa Kabar ?”, kita tidak mencari keterangan. Komunikasi ini hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lain merasa apa yang disebut analisis transaksional sebagai “Saya oke-Kamu oke”. Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis ( phatic communication ), yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan menjadi akrab, hangat, dan menyenangkan.

3. Mempengaruhi sikap

Paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain. Contohnya : Khotib ingin membangkitkan sikap beragama dan mendorong jamaah beribadah lebih baik, guru ingin mengajak muridnya lebih mencintai ilmu pengetahuan, pemasang iklan ingin merasang selera konsumen dan mendesaknya untuk membeli, dan sebagainya. Semua ini adalah komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri konselor dan pesan yang menimbulkan efek pada komunikasi.

4. Hubungan sosial yang baik

Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow ( 1980 ) menyebutnya “kebutuhan akan cinta” atau “belongingness”. Kebutuhan sosial ini hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.

Bila kegagalan untuk menimbulkan pengertian disebut kegagalan komunikasi primer, gangguan hubungan manusiawi yang timbul dari salah pengertian adalah kegagalan komunikasi sekunder ( secondary breakdown )

5. Tindakan

Komunikasi untuk menimbulkan pengertian tidaklah mudah, tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap dan jauh lebih sukar lagi mendorong orang untuk bertindak. Tetapi efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikan. Contohnya : Kampanye KB berhasil bila akseptor mulai menyediakan diri untuk dipasang AKDR.

Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektifitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi.

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :

1. Sejarah dan perkembangan kajian ilmu komunikasi telah melewati beberapa tahap yaitu :

§ Development of Speech and Journalism.

§ Interdisciplinary Growth.

§ Integration

§ The Information Age.

2. Pengertian komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan.

3. Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai dua fungsi :

Ø Fungsi sosial, yaitu untuk tujuan kesenangan, menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan.

Ø Fungsi pengambilan keputusan, yaitu memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu.

4. Beberapa unsur komunikasi, secara singkat yaitu : sumber, pengirim pesan, media, penerima pesan, dan efek.

5. komunikasi terapeutik adalah jenis dari komunikasi interpersonal.

6. Apabila komunikasi dilakukan dengan baik, maka hasilnya akan berupa pengertian, kesenangan, perubahan sikap, hubungan sosial yang baik dan tindakan.

2. Saran

Dengan demikian diharapkan kita semua dapat memahami arti komunikasi dan dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga tidak terjadi lagi kesalahan dalam berkomunikasi.

h1

dampak gelombang elektromagnetik bagi kesehatan

April 21, 2009

BAB I
PENDAHULUAN

1.    Pendahuluan
Kemajuan ilmu dan teknologi mampu meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dan disisi lain dapat menyesatkan hasil peradaban dan kebudayaan yang tercipta.
Salah satu teknologi yang dimaksud adalah komputer. Sebuah karya jenius Howard Aiken tahun 1944 dan dikenal sebagai tipe Harvard Mark I Computer / Aikens Digital komputer.
Komputer merupakan suatu rangkaian peralatan elektronik yang bekerja secara bersama-sama, dapat melakukan rangkaian pekerjaan secara otomatis melalui intruksi / program yang diberikan kepada komputer, alat pengolah data menjadi informasi melalui proses tertentu.
Walaupun banyak manfaat yang diperoleh dari pengunaan komputer, namun belum banyak yang menyadari dampak atau masalah yang ditimbulkan dari penggunaan komputer. Masalah yang dimaksud disini adalah penyakit-penyakit. seperti nyeri kepala, nyeri otot, dan tulang terutama bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, dan pinggang bagian bawah dan lain sebagainya.
Kemajuan dari teknologi computer dengan ditemukannya wi-fi (Wireless Fidelity) dampaknya secara sekilas memang positif, tetapi Efek Radiasi Elektromagnetik Terhadap Kesehatan, paparan cahaya yang intens termasuk yang ditimbulkan oleh sebuah radiasi elektromagnetik, dalam tubuh manusia akan berpengaruh paling banyak pada pembentukan hormon melatonin yang diproduksi kelenjar pineal di dalam otak, yang memang bersifat sensitif terhadap rangsang cahaya.
Setelah itu dengan kemajuan teknologi juga ditemukannya ponsel 3G juga berakibat buruk bagi kesehatan, salah satunya penyakit “alzheimer” atau kepikunan lebih awal dari usia semestinya.
Alzheimer adalah salah satu penyakit yang menyebabkan menurunnya kemampuan berfikir serta kemampuan mengingat atau memori, sehingga gejala penyakit alzheimer mirip dengan orang tua yang pikun.
Untuk itulah kami bertujuan untuk memberitahu kepada pembaca tentang efek negative bagi kesehatan yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi.

2.    TUJUAN
a.    Tujuan umum
Memberitahu kepada pembaca tentang efek negative bagi kesehatan yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi.
b.    Tujuan khusus
    Memberitahu kepada pembaca tentang efek dari radiasi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan computer
    Memberitahu kepada pembaca tentang efek negative dari WI-FI
    Memberitahu kepada pembaca tentang efek negative dari ponsel

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1.    Dampak penggunaan komputer bagi kesehatan.

Kemajuan ilmu dan teknologi mampu meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dan disisi lain dapat menyesatkan hasil peradaban dan kebudayaan yang tercipta.
Dengan demikian menguasai teknologi (komputer) yang disinergikan dengan internet menjadikan manusia dapat menguasai dunia.
Namun sebagai perangkat teknologi, komputer juga dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi penggunanya.
Di satu sisi keberhasilan/ kemajuan ilmu dan teknologi mampu meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, dan di sisi lain dapat menyesatkan dan memporakporandakan serta meluluh-lantahkan hasil peradaban dan kebudayaan yang telah tercipta.
Salah satu teknologi yang dimaksud adalah komputer. Sebuah karya jenius Howard Aiken tahun 1944 dan dikenal sebagai tipe Harvard Mark I Computer / Aikens Digital komputer.
Komputer merupakan suatu rangkaian peralatan elektronik yang bekerja secara bersama-sama, dapat melakukan rangkaian pekerjaan secara otomatis melalui intruksi / program yang diberikan kepada komputer, alat pengolah data menjadi informasi melalui proses tertentu.
Komputer sebagai produk dan sebagai teknologi memiliki keunggulan antara lain :
(1) mampu berakses dengan cepat dan tepat,
(2) menghasilkan informasi dari data yang lampau,
(3) mampu memproses data yang sangat besar menjadi informasi
(4) mampu menyimpan data yang sangat banyak (sampai dengan giga byte),
(5) mampu melakukan importing dan exporting data yang dirancang secara khusus.
Dengan hadirnya karya teknologi ini proses-proses konvensional mulai ditinggalkan masyarakat. Kecanggihan produk ini seakan tidak dapat disangkal mengingat seluruh segmen kehidupan tersentuh oleh produk teknologi ini dari kegiatan memerah susu sampai strategi perang.
Produk ini mampu mengatasi hambatan ruang dan waktu yang dihadapi oleh manusia. Dengan demikian guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Komputer dan multimedia sebagai medium internet pun (1969 dan populer tahun 1992) seakan menjadikan dunia hanya sekepalan tangan. Filosofi yang menyatakan siapa yang menguasai informasi maka ia akan menguasai dunia.

Penggunaan komputer saat ini semakin luas. Komputer tidak hanya digunakan dikantor-kantor, lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah, tetapi juga telah digunakan dirumah-rumah tangga untuk membantu aktivitas sehari-hari.namun meskipun demikian, aspek K3 belum menjadi perhatian dari para pengguna komputer.
Walaupun banyak manfaat yang diperoleh dari pengunaan komputer, namun belum banyak yang menyadari dampak atau masalah yang ditimbulkan dari penggunaan komputer. Masalah yang dimaksud disini adalah penyakit-penyakit yang lama secara terus menerus.
Penelitian yang sudah dilakukan menyimpulkan bahwa pengguna komputer dapat menderita nyeri kepala, nyeri otot, dan tulang terutama bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, dan pinggang bagian bawah.
Selain itu, penggunaan komputer juag masih dapat terserang penyakit lain seperti kesemutan, badan bengkak, anggota badan kaku, sakit ginjal, mata merah berair, nyeri, dan bahkan ganguan penglihatan.
2.    Dampak Perkembangan Teknologi Komputer
Kemajuan teknologi internet sudah membawa kita ke zaman dimana pengaksesan informasi bisa dilakukan dengan mudah, bahkan kini tidak lagi terbatas pada penggunaan sambungan kabel dari komputer ke line telefon. Teknologi nirkabel jaringan lokal yang dikenal dengan istilah kerennya, wi-fi (Wireless Fidelity) itu juga kini semakin berkembang di banyak lokasi umum.
Dampaknya memang secara sekilas sangat positif, namun sebuah teknologi agaknya selalu punya ekses ke banyak aspek kehidupan diantaranya dipandang dari segi kesehatan.
Bila sebelumnya banyak yang membahas radiasi elektromagnetik dari banyak perangkat berbasis elektronik mulai dari komputer, ponsel bahkan alat-alat rumah tangga lainnya, belakangan ini yang mulai marak adalah dampak wi-fi ini terhadap radiasi yang ditimbulkannya bagi kesehatan, dan sama seperti teknologi sebelumnya, tentu masih banyak penelitian lanjutan yang dibutuhkan untuk memastikan hal tersebut, dan banyak pula cara untuk bisa berdamai demi mendapatkan manfaat maksimal dari teknologi itu tanpa harus mengorbankan sisi kesehatan kita.
Efek Radiasi Elektromagnetik Terhadap Kesehatan, paparan cahaya yang intens termasuk yang ditimbulkan oleh sebuah radiasi elektromagnetik, dalam tubuh manusia akan berpengaruh paling banyak pada pembentukan hormon melatonin yang diproduksi kelenjar pineal di dalam otak, yang memang bersifat sensitif terhadap rangsang cahaya.
Ketidakstabilan melatonin ini bisa berdampak pada:
    Kelesuan
    gangguan tidur
    emosi
    depresi hingga denyut jantung yang abnormal
Kehidupan kita sehari-hari belum dapat dilepaskan dari medan elektromagnetik yang dihasilkan dari sumber daya listrik seperti pembangkit dan jaringan transmisi-distribusinya, termasuk juga perangkat elektronik rumah tangga mulai dari lampu, penyejuk, multimedia dan peralatan masak elektrik.
Pengaruh ini biasanya berbanding lurus dengan tegangan yang dihasilkannya, dan tak jarang pula bersifat paparan lewat kontak berulang yang lama di sekitar perangkat-perangkat atau radiasi elektromagnetik lainnya.
Walau begitu, sebuah penelitian dari Perancis yang dimuat dalam sebuah jurnal kesehatan resmi menyebutkan kecil sekali kemungkinan adanya gangguan kesehatan atas radiasi dari alat-alat tersebut karena rata-rata intensitasnya masih berada di ambang yang cukup rendah.

3.    Radiasi Elektromagnetik Wi-Fi
Publikasi tentang dampak negatif wi-fi sehubungan dengan radiasi elektromagnetik yang ditimbulkannya ini awalnya datang dari sebuah kasus yang dialami seorang wanita di London, yang datang ke institusi kesehatan dengan keluhan nyeri di bagian kepala, telinga, tenggorokan dan beberapa bagian tubuh lain bila berada dekat dengan peralatan elektronik atau menara pemancar.
Perangkat elektronik, memang memiliki radiasi elektromagnetik dimana dalam jumlah besar bisa mengakibatkan gangguan fisiologis hingga memicu pertumbuhan sel-sel abnormal seperti kanker, namun intensitasnya berbeda-beda dan ada patokan batas aman yang dianggap tidak sampai membahayakan kesehatan.
Banyaknya publikasi dari pengaruh radiasi elektromagnetik situs-situs umum penyedia wi-fi tadi turut juga memuat kekhawatiran mereka yang dialamatkan lebih ke penggunaan perangkat komputer dan juga usia penggunanya. Di luar masalah kesensitifan masing-masing individu terhadap radiasi elektromagnetik ini, sebagian ahli menyebutkan bahwa anak-anak jauh lebih sensitif dibandingkan dengan usia dewasa.
Pihak Health Protection Agency, Inggris, yang baru-baru ini membuat publikasi resmi pada sebuah program BBC bahwa dampak negatif ini sama sekali belum dapat dibuktikan dan pendapat ini didukung juga oleh sebuah institusi riset kesehatan telekomunikasi disana, dengan argument bahwa pemancar yang digunakan untuk teknologi ini sebenarnya berkekuatan sangat rendah dan tetap ada jarak dengan tubuh yang membuat radiasinya juga berlangsung dalam intensitas yang sangat rendah meski nilai yang mereka dapatkan berjumlah sekitar tiga kali lebih besar dari radiasi penggunaan ponsel biasa.
Mereka menekankan lebih lanjut bahwa bukan radiasi wi-fi lah yang menjadi masalah melainkan cara penggunaan komputer terutama laptop yang sering diletakkan di pangkuan hingga tak lagi memiliki jarak dengan tubuh.
Gelombang radio elektromagnetik yang digunakan untuk teknologi wi-fi, menurut mereka lagi berada ratusan kali lebih rendah dibandingkan sebuah microwave dan ambang batas yang ditentukan para ahli, dan meski masih terdeteksi adanya thermal interaction berupa kenaikan level temperatur jaringan tubuh, namun nilainya masih jauh dari ambang batas yang bisa mengakibatkan kerusakan.

4.    Dampak Perkembangan Ponsel Jenis Ke-3 Atau 3G
Salah satu unsur yang paling penting saat ini adalah sarana telekomunikasi. Sarana telekomunikasi saat ini bisa disebut sebagai “dewa”, yang banyak dipuja oleh orang sebagai konsumen utamanya Sesuai maknanya secara harfiah yaitu hubungan komunikasi jarak jauh yang dapat memberikan informasi; baik secara lisan maupun tulisan, telekomunikasi dipergunakan sebagai bentuk perwakilan interaksi informasi dengan menggunakan media tertentu.
Berawal dari metode komunikasi sederhana yang dilakukan secara tulisan melalui surat, Alexander Graham Bell berhasil memanfaatkan aliran listrik dalam penyampaian pesan suara yang saat ini dikenal dengan telepon.
Dalam penemuan tersebut, ternyata membuat perkembangan telekomunikasi terus berkembang Saat ini, selain telepon dengan menggunakan jaringan kabel, kita juga telah menggunakan telepon tanpa kabel yang dapat dibawa kemana saja, bahkan saat ini generasi telepon seluler sudah sampai pada generasi ketiga.

Dampak handphone bagi kesehatan
Perkembangan kecanggihan ponsel saat ini menggelitik para ahli radiasi untuk melihat seberapa jauh kemungkinan pengaruh adanya radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh emiter ponsel terhadap tubuh manusia. Karena sistem ponsel ternyata menggunakan gelombang elektromagnetik yang dapat mengganggu kesehatan bagi para penggunanya.
Suatu penelitian yang sedang dilakukan di Universitas Lund (Swedia) menunjukkan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh ponsel dapat mempengaruhi fungsi enzim dan protein.
Professor Leif Salford seorang peneliti, mengungkapkan bahwa gelombang mikro yang keluar dari ponsel dapat memicu timbulnya penyakit “alzheimer” atau kepikunan lebih awal dari usia semestinya.
Alzheimer adalah salah satu penyakit yang menyebabkan menurunnya kemampuan berfikir serta kemampuan mengingat atau memori, sehingga gejala penyakit alzheimer mirip dengan orang tua yang pikun. Walaupun belum terbukti secara langsung bahwa penggunaan ponsel adalah penyebab utama timbulnya penyakit alzheimer, namun menurut Prof. Leif Salford akibat yang mungkin ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik dari ponsel tidak boleh diabaikan begitu saja, tapi harus secara cermat diteliti segala kemungkinan yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian ponsel.

BAB III
PENUTUP

1.    Kesimpulan
Hampir dari semua dari kemajuan teknologi memberikan efek negative bagi kesehatan, diantaranya dengan ditemukannya computer sebuah karya jenius Howard Aiken tahun 1944 dan dikenal sebagai tipe Harvard Mark I Computer / Aikens Digital computer,  yang mengakibatkan nyeri kepala, nyeri otot, dan tulang terutama bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, dan pinggang bagian bawah, dan lain sebagainya.
Dan setelah itu ditemukannya WI-FI ( wirless fidelity) yang memiliki efekradiasi eleoktromagnetik terhadap kesehatan yang berpengaruh pada pembentukan hormon melatonin yang diproduksi kelenjar pineal di dalam otak, yang memang bersifat sensitif terhadap rangsang cahaya.
Selain dari computer dan WI-Fi kemajuan teknologi juga ditemukannya ponsel 3G juga berakibat buruk bagi kesehatan, salah satunya penyakit “alzheimer” atau kepikunan lebih awal dari usia semestinya.

2.    Saran
Sangat diharapkan sekali kepada pembaca untuk tidak memakai secara berlebihan dari kemajuan teknologi, karena kemajuan teknologi ini tidak hanya memberikan efek positif saja, akan tetapi kemajuan teknologi juga memberikan efek negative pada kesehatan.

h1

makalah gizi (protein)

April 21, 2009

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.
Masalah gizi masih cukup rawan dibeberapa wilayah Indonesia, terutama di wilayah pemukiman kumuh daerah perkotaan, wilayah yang sering dilanda musim kering (NTB dan NTT). Dimana kondisi masyarakat tersebut banyak yang kekurangan gizi, banyak balita yang terkena gizi buruk. Gizi buruk / gizi kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang, terutama dalam hal protein.
Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak-anak, dan meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Dan juga kelebihan protein juga akan menimbulkan penyakit, seperti obesitas. Sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti kwasiorkor, marasmus, dan obesitas.
Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah “dasar-dasar ilmu gizi” ini, penulis mengangkat judul tentang Protein, karena protein merupakan zat paling penting yang harus ada dalam tubuh manusia. Tapi masuh banyak juga kasus kekurangan energi protein (KEP). Disini penulis tertarik untuk lebih mendalami tentang protein.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum.
Agar mahasiswa dan pembaca mengerti tentang pentingnya protein untuk tubuh kita.
b. Tujuan Khusus.
 Mengemukakan permasalahan tentang protein
 Menjabarkan kadar dan fungsi protein bagi manusia
 Memberitahu kepada mahasiswa sumber protein
 Menjelaskan akibat dan kekurangan protein
 Dll

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian
Istilah protein berasal dari bahasa yunani proteos , yang berarti yang utama atau yang di dahulukan. Kata ini di perkenal kan oleh ahli kimia belanda, gerardus mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein separohnya ada didalam otot, seperlima dalam tulang dan tulang rawan, spersepuluh dalam kilit dan selebihnya dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon pengengkut zat-zat gizi dan darah. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor, sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekuk esensial untuk kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat kimia lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

2. Klasifikasi Protein.
Protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrous), globular, dan kunjngsi.
a. Porotein dalam bentuk serabut.
Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral dan terjalin satu sama lain, sehingga menyerupai batany yang kaku.
Karakteristiknya :
– Rendah daya larutnya.
– Mempnayi kekuatan mekanis yang tinggi.
– Tahan terhadap enzim pencernaan.
Contoh protein serabut :
Kolagen, elastin, keratin, miosin.

b. Protein globular.
Karakteristiknya :
– Berbentuk bola.
– Larut dalam larutan garam dan asam encer.
– Mudah berubah dalam pengaruh suhu.
– Konsentrasi garam mudah mengalami denaturasi.
Contoh :
Albumin, globumin, histon, protamin.

c. Protein konjungsi.
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino (gugus prostetik).
Contoh :
Nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein, metaloprotein.

Jenis-jenis protein :
a. Berdasarkan Komponen.
1. Protein Bersahaja.
Merupakan campuran yang terdiri atas asam mino.
2. Protein Kompleks.
Selain terdiri atas asam amino juga terdapat komponen lain (unsur logam, gugus posfat, dll).
3. Protein.
Merupakan ikatan antara intermediet produk sebagai hasil hidrolisa parsial dari protein native.

b. Berdasarkan Sumber.
1. Protein Hewani.
Berasal dari binatang, contoh : daging, susu, dll.
2. Protein Nabati.
Berasal dari tumbuhan, contoh : jagung.

Klasifikasi protein dapat pula dilakukan berdasarkan fungsi fisiologiknya, berhubungan dengan adanya dukunagn bagi prtumbuhan badan dan bagi pemeliharan jeringan :
a. Protein sempurna.
b. Protein setengah sempurna.
c. Protein tidak sempurna.

3. Komposisi Kimia Protein.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan kanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya.
Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada satu gugus karboksil (-COOH), satu gugus amino (-NH2), satu atom hidrogen (-H) dan satu gugus radikal (-R) atau rantai cabang, sebagaimana tampak pada gambar berikut :

Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein hididroksilat alfa-asam amino, yaitu guguskarboksil dan amino terikat pada atom karbon yang sama. Yang membedakan asam amino satu sama lain adalah rantai cabang atau gugus –R nya.

4. Fungsi, Guna, dan Sumber Protein.
Disini dapat kita lihat fungsi protein, antara lain sebagai berikut :
a. Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan.
b. Untuk pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh.
c. Untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
d. Untuk memelihara netralitas tubuh.
e. Untuk pembentukan antibodi.
f. Untuk mengangkat zat-zat gizi.
g. Sebagai sumber energi.
Oleh karena itu, protein sangat berperan penting dalam tubuh manusia, karena bial manusia tidak cukup protein, maka mereka akan dapat menderita gizi kurang.

Guna protein bagi tubuh manusia :
Protein sangat berperan penting untuk pertumbuhan manusia.penting yang terdapat dalam semua makhluk hidup. Jadi tanpa adanya protein tidaklah dapat dibentuk sel makhluk hidup. Secara garis besarnya guna protein bagi manusia adalah sebagai berikut :
a. Untuk membangun sel jaringan tubuh seorang bayi yang lahir dengan berat badan 3 kg.
b. Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau rusak.
c. Untuk membuat air susu, enzim dan hormon air susu yang diberikan ibu kepadabayinya dibuat dari makanan ibu itu sendiri.
d. Membuat protein darah, untuk mempertahankan tekanan osmose darah.
e. Untuk menjaga keseimbangan asam basadari cairan tubuh.
f. Sebagai pemberi kalori.

Sumber protein.
Sumber protein untuk manusia ada 2, yaitu :
a. Sumber protein hewani.
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang.
b. Sumber protein nabati.
Sumber makanan seperti : kacang, kedelai dan hasilnya seperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan lain.

5. Kebutuhan Protein Bagi Manusia.
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah protein yang diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah unsur nitrogn (zat lemas) yang ada dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air seni dan tinja.
Penggunaan protein dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga dalam prakteknya jumlahprotein itu belum dapat memenuhi kebutuhan. Sebabnya antara lain :
– Kadar protein 18,75 gram itu dalam tubuh akan menyebabkan beberapa reaksi kimia yang tidak bisa berlangsung dengan baik.
– Kecernaan protein itu sendiri. Tidak semua bahan makanan yang mengandung serat-serat proteinnya bisa diambil tubuh. Karena adanya serat-serat ini, enzim-enzim tidak bisa masuk untuk memecah protein.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka ditetapkan bahwa kebutuhan protein bagi seorang dewasa adalah 1 gram untuk setiap kilogram berat badannya setiap hari. Untuk anak-anak yang sedang tumbuh, diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu 3 gram tiap satu kilogram berat badannya.
Disamping itu, mengingat adanya protein sempurna dan tidak sempurna berdasarkan jumlah dan macam-macam asam amino yang ada dalam makanan, maka untuk menjamin agar tubuh benar-benar mendapatkan asam amin dalam jumlah dan macam yang cukup, sebaiknya untuk orang dewasa seperlima dari protein yang diperlukan haruslah protein yang berasal dari hewan, sedangkan untuk anak-anak sepertiga dari jumlah protei yang mereka perlukan.

Tabel : Angka kecukupan protein menurut kelompok umur.
N
O Kelompok umur (tahun) AKP (nilai PST) gram/kg
berat badan
Laki-laki Perempuan
1 0 – 0,5 1,86
(85 % dari ASI) 1,86
(85 % dari ASI)
2 0,5 – 2,0 1,39
(80 % dari ASI) 1,39
(80 % dari ASI)
3 4 – 5 1,08 1,08
4 5 – 10 1,00 1,00
5 10 – 18 1,96 0,90
6 18 – 60 0,75 0,75
7 60 + 0,75 0,75
8 Ibu hamil + 12 gram / hari
9 Ibu menyusui 6 bulan pertama. + 16 gram / hari
10 Ibu menyusui 6 bulan kedua + 12 gram / hari
11 Ibu menyusui tahun kedua + 11 gram / hari
Sumber : FAO/WHO/UNU,1985
PST : Protein Senilai Telur.

BAB III
PEMBAHASAN

1. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein.
a. Akibat kekurangan protein.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.
1. Kwasiorkor.
Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang ditungu kelahirannya.
Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambatmenyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadipada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejalanya :
– pertumbuhan terhambat.
– Otot-otot berkurang dan lemah.
– Edema.
– Muka bulat seperti bulan (moonface)
– Gangguan psikimotor.

Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan. Kehadiran kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum. Pada kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya udema, sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan odema menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai dibawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.
Ciri-ciri :
– Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.
– Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-garis permukaan yang jelas.
– Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilap.
– Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
– Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.

2. Marasmus.
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh dalam waku yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari kwashiorkor.
Gejalanya :
– Pertumbuhan terhambat.
– Lemak dibawah kulit berkurang.
– Otot-otot berkurang dan melemah.
– Erat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan lingkar dada.
– Muka seperti orang tua (oldman’s face).

Pada penderita marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati (hepatomegalia) dan kadar lemak serta kholesterol didalam darah menurun. Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat, dan anak tergeletak in-aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.

b. Akibat Kelebihan Protein.
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi AKG) untuk protein.

2. Upaya Penanggulangan.
Untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :
– pemantauan status gizi (PSG) masyarakat.
– Pemberian makanan tambahan (PMT).
– Pemantauan garam beryodium.
– Pemberian kapsul vit. A
– Pemberian tablet Fe.
– Pengumpulan data KADARZI.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan.
Dari makalah diatas, maka peulis dapat menyimpulkan bahwa protein sangatlah penting, terutama bagi pertumbuhan. Disamping itu protein merupakan zat utama dalam membantu tumbuh kembang anak. Sehingga apabila anak cukup asupan proteinnya, maka anak akan tumbuh sehta, jauh dari gizi kurang dan tidak terjadinya gangguan tumbuh kembang.
Selain itu, protein merupakan penghasil energi terbesar. Dengan adanya protein dalam tubuh, maka tubuh akan merasa tetap segar. Tetapi yang harus diperhatikan asupan protein untuk tubuh haruslah seimbang, tidak boleh kekurangan dan tidak bileh pula kelebihan. Karena kelebihan atau kekurangan asupan protein dapat menimbulkan penyakit, seperti : kwashiorkor, marasmus, dan obesitas.
Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca, untuk dapat memanfaat kan apa yang telah disampaikan dalam makalah ini, guna untuk meningkatkan status gizi di masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang sehat.

2. Saran.
a. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan protein, agar dapat tumbuh dengn sehat.
b. Agar seluruh ibu-ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk.
c. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein.
d. Diharapkan masyarakat atau pun pembaca mau ikut serta menggalakkan program tentang pemberantasan gizi buruk, untuk mencapai Indonesia sehat 2010.

DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, S. ”Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 2006.
2. Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.
3. Moehdi, S. ” Ilmu Gizi”. Penerbit : Papasinar Sinanti. Jakarta : 2002.
4. Kartasapoetra, Drs.G. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.
5. http//www.google.com//gizi buruk//2008.
6. http//www.google.co.id//journal tentang protein.// 2008.

protein

protein